Jika Cinta, Harusnya Memuja, Kenapa Harus Meludahi Muka?

Aneh tapi nyata, yah .. itulah mungkin karena sebuah kemunafikan. Jika cinta, harusnya memuja, bukan malah meludahi muka.

kemunafikan cinta

Ketika Kenikmatan Cinta Berubah Menjadi Malapetaka

Nikmatnya cinta terletak pada saling menghargai satu sama lain. Akan tetapi, ketika ada yang mulai kurang bersyukur atau terjangkit penyakit kesombongan, maka sikap kurang menghargai dan bahkan melecehkan akan terjadi.

Awalnya terjebak pada permainan ego, siapa yang lebih membutuhkan maka dia yang kalah. Ini bukanlah sebuah cinta, akan tetapi sebuah penyakit hati yang menggerogoti diri seseorang yang kemudian menjadi rasa rendah diri.

Lama kelamaan, jiwa tersebut berontak dengan kekuatan penuh, yakni ketinggian hati atau kesombongan diri. Dari sinilah mulai sebuah kisah kemunafikan yang dibalut dengan cerita cinta dan kasih sayang.

Seiring waktu berjalan, akan ada pihak yang menyatakan kebenaran untuk memperbaiki keadaan. Akan tetapi, ini tergantung dengan tingkat kesombongan dan rasa rendah diri yang dimiliki pasangannya.

Jika kesombongan itu sudah pada tingkatan "selalu benar" alias "don't blame me" maka tidak ada seorangpun yang sanggup memperbaiki keadaan. Namun, hanya doa yang dapat memperbaiki keadaan.

Maka, dimana makna sejati cinta? terletak pada ego? keinginan? angan-angan? atau niat untuk mengusahakan perbaikan dengan mengimplementasikan kebaikan? 

Kesombongan yang Akut Cipatkan Kemunafikan

Banyak tulisan psikologi populer yang menjelaskan tentang seseorang yang kerap membanggakan masa lalunya. Itulah salah satu ciri khas seseorang yang sedang mengalami kegagalan.

Pada kenyataannya, kita hidup dimasa kini. 

Orang yang kerap menceritakan kisah hebat mereka di masa lalu akan sulit beradaptasi dengan keadaan mereka saat ini. Hal tersebut akan mengundang depresi dalam kehidupan sehari-hari. 

Depresi itu sendiri akan menggerogoti kesehatan tubuh mereka, secara perlahan mereka menciptakan kematian mereka sendiri.

Oleh karena itu, penting sekali untuk memahami arti apa itu kesombongan.

Menurut Rasulullah Muhammad S.A.W, kesombongan itu ada dua, yakni:
  • Merendahkan orang lain atau meninggikan diri dari orang lain, dan 
  • Menolak kebenaran.
Biasanya, orang yang menguasai ilmu tertentu cenderung akan bersikap sombong terhadap mereka yang kurang menguasai ilmu tersebut. Ini adalah suatu kesombongan dan sudah dijelaskan di Al Qur'an, Surat Al-Alaq (Ayat 6-7). 

Kemudian mereka akan mulai mendustakanNya, hingga menjadi kufur dan kafir. Mereka sudah tidak peduli lagi dengan kodrat, akidah, akhlak, dan kemuliaan, yang ada hanyalah pelecehan, kesulitan, dan kesakitan. Begitulah proses transformasi dari beriman hingga tidak beriman.

Akanlah sulit mengharapkan seseorang menyadari hal tersebut jika kesombongan sudah menguasai hati dan pikiran, hanyalah doa yang dapat kita harapkan. 

Semoga kita semua diberi hidayahNya.. Aamiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

9 Ciri Tipe Orang yang Suka Ber-Kamuflase

Hukum Istri Meninggalkan Rumah Saat ada Masalah dengan Suami

Bakso di Ciracas yang Paling Enak dan Populer