MACAM-MACAM NAFSU DALAM DIRI MANUSIA

Bismillahir Rahmaanir Rahiim..

Ahli Tashawwuf membagi nafsu kepada beberapa tingkatan, antara lain yang terdapat dalam Al-Qur’an adalah :

1. Nafsu Ammarah adalah nafsu yang suka menyuruh kepada kejahatan, seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an surat Yusuf ayat 53 :
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan (Ammarahh Bissu’), kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha penyanyang.
(QS. Yusuf [12] : 53)

2. Nafsu Lawwamah adalah berjuang antara kebaikan dan kejahatan, bila berbuat kebaikan menyesal kenapa tidak berbuat lebih banyak, apalagi kalau berbuat kejahatan, lebih sangat menyeasal lagi, .seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-Qiyamah ayat 2 :
Dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali
(Lawwamah) dirinya sendiri.
(QS. Al-Qiyamah [75] : 2)

3. Nafu Musawwilah adalah nafsu yang pandai menipu, sehingga kejahatan tampak sebagai suatu kebaikan, seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an surat Yusuf ayat 83 dan 18 :
Ya'qub berkata : "Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan yang buruk (Musawwilah) itu.
(QS. Yusuf [12] : 83 dan 18)

4. Nafsu Muthmainnah adalah nafsu yang tenteram, tenang, aman dan damai dalam mengingat Allah dan menjalankan perintah-Nya. seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-Fajr ayat 27.

Hai jiwa yang tenang (Muthmainnah). Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, Masuklah ke dalam syurga-Ku.
(QS. Al-Fajr [89] : 27-30)

Berikut Macam-macam nafsu yang juga perlu kita ketahui :

1. Nafsu Amarah

Nafsu manusia yang terendah tingkatannya, dimana orang termasuk di dalam golongan ini adalah orang yang sangat jelek sifat dan wataknya.
Ciri-ciri :
Gampang tersinggung, Selalu marah-marah, tidak mau kalah, dendam, ringan tangan, nafsu sex yang tidak terkendali, tdk ada rem dalam dirinya (norma / etika). (Qs: Yusuf, 10, ayat: 53)

2. Nafsu Lawwamah

Setingkat lebih baik daripada nafsu amarah, namun dia belum stabil betul, karena terkadang dia kembali kepada tingkat nafsu amarah.

Ciri-ciri :
Tidak stabil, setelah menjadi baik bahkan mengajak orang untuk baik pula, setelah ada ujian / godaan sedikit saja masih kembali ke asal (maksiat)/ tdk sabar. (Qs: Al-Qiyamah,75, ayat: 2)

3. Nafsu Mulhimah

Telah cukup mengetahui tentang kebenaran (haq) dan Kesalahan (Bathil), namun belum mampu untuk melaksanakannya dengan baik, dikarenakan kelemahannya.

Ciri-cirinya :
telah mengetahui kebathilan/ kemaksiatan tapi tetap saja melakukannya dengan kesadaran, telah mengetahui
kebenaran tapi tidak ada kemauan untuk melaksanakannya. (Qs: Asy-Syam,91, ayat: 8)

4. Nafsu Muthmainah

Tingkatan ini adalah orang yang telah dijanjikan Allah SWT untuk masuk ke dalam syurga-Nya (Al- Jannah).
Ciri-cirinya :
Jiwa tenang, kembali kepada Rabbnya dengan hati yang puas, kepribadian yang mantap mengerjakan perintah Allah,
meninggalkan larangan, tidak mudah terpengaruh, dan Istiqamah. (Qs: Al-Fajr,89, Ayat: 27-30)

5. Nafsu Radhiah

Tingkatan ini berada setingkat diatas nafsu Muthmainah, ditambah dengan rasa ikhlas dan penyerahan total kepada Allah SWT, kesusahan/musibah/­ tantangan menjadi nikmat baginya.
Ciri-ciri :
penuh dengan ketaqwaan, menerima segala ujian, musibah, tantangan dgn keikhlasan dan penuh kesabaran (tidak lemah, tidak lesu dan tidak menyerah). (Qs: Al-Baqarah,2/45 & Ali Imran,3/146).

6. Nafsu Mardhiah

Tingkatan ini beradan setingkat lagi di atas Nafsu Radhiah, Sesuatu yang sunnah menjadi wajib dan yang subhat menjadi haram.  
Cirinya: 
 Semua yang dimiliki pada tingkatan nafsu Radhiah ditambah mempunyai daya Amal ma'ruf nahi munkar sejati, menjadi pemberi peringatan dan berita gembira. (Qs: Ali Imran, 3/104 & 19/97).

7. Nafsu Kamilah

Tingkatan nafsu yang sempurna, ini hanya dimiliki oleh setingkat Nabi-nabi dan Rasul-rasul. (penyerahan diri secara totalitas pengabdian kepada Allah)

Ciri-ciri :
Sifat Nabi / Rasul : Siddiq (jujur/­ benar), amanah (dipercaya) Fathonah (cerdas), Tabliq (menyampaikan). (Qs: Ali
Imran,3/110, 33/21).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

9 Ciri Tipe Orang yang Suka Ber-Kamuflase

Hukum Istri Meninggalkan Rumah Saat ada Masalah dengan Suami

Bakso di Ciracas yang Paling Enak dan Populer