PSBB di Jakarta Bukan Hambatan untuk Tetap Produktif

Sudah lebih dari 6 bulan Jakarta menerapkan PSBB, banyak orang yang kerja di rumah. Ada fenomena-fenoma keluhan di segala lapisan masyarakat. Pengusaha paling pening dengan PSBB tapi memang serba salah, jika tidak ikuti maka kemungkinannya pandemi tidak berakhir juga, kecuali milyaran orang di dunia sudah di vaksinasi.

Banyak aktivis Perempuan seperti Komnas HAM yang membeberkan kasus saat PSBB, mulai dari keluhan para Wanita bekerja di rumah sembari urus anak dan rumah, hingga kasus-kasus KDRT yang terus meningkat.

"Himpitan Ekonomi dan Stress Meningkat"

Pada awal pandemi, banyak perusahaan yang mulai merumahkan karyawan. Kemudian berlanjut pada sektor retail yang banyak menutup cabang dan usaha. Otomatis, geombang PHK terjadi dan ini sebabkan sebagian orang jadi pengangguran dan mengalami himpitan ekonomi, terutama mereka yang sudah berkeluarga dan ada anak.

Apakah PSBB di Jakarta Dapat Menjadi Alasan untuk Tidak Produktif?  

Sebetulnya, di era apa-apa sudah digital, kerja dari rumah bukanlah suatu hambatan. Bisnis yang belum beradaptasi dengan transformasi digital tentu akan gulung tikar, jadi pandemi ini bukan satu-satunya alasan kenapa banyak perusahaan gulung tikar.


psbb di jakarta kerja dan bisnis dari rumah aja

Bagi orang-orang yang sudah terbiasa bekerja dari mana saja dan kapan saja, tentu PSBB di Jakarta ini tidak menjadi hambatan bagi mereka. Baik untuk para karyawan perkantoran maupun para pengusaha, apapun itu, dapat dilakukan dari rumah. Kecuali mereka yang memang harus berada di jalan seperti kurir, ojek, dan mereka yang harus mengoperasikan sesuatu yang belum dapat dilakukan secara otomatis ataupun remot.

Inilah pentingnya transformasi digital pada seluruh sektor yang ada.

Saya sendiri bekerja dari rumah sudah lebih dari 17 tahun (intensif dan efektif kira-kira 12 tahun), sembari urus anak dan rumah. Ini bukan hambatan, ini adalah suatu anugrah dalam hidup saya. 

Untuk kebutuhan cuci pakaian, saya relakan sebagian hasil jerih payah saya untuk mencuci pakaian di laundry kiloan terdekat. Hanya saja memang menyebalkan jika hasil cucian laundry bau apek yang di dapat, tapi ini dapat dibicarakan ke pemilik laundry dan sekarang mereka sudah lakukan perbaikan kualitas hasil cucian laundry. 

Untuk kebutuhan makanan, saya order via grab food atau beli di sekitar seperti lontong sayur, gado-gado, dan buah-buahan. 

Jadi, untuk saya dan orang-orang yang terbiasa mencari nafkah seperti saya, PSBB di Jakarta bukanlah suatu hambatan untuk tetap produktif.

Kecuali untuk orang-orang yang selama ini nyaman bekerja di kantor, yang dapat terhindar dari "masalah" di rumah seperti anak yang merengek yang sebetulnya juga bukan masalah besar. Mereka sudah terbiasa nyaman pulang pergi kantor, habiskan waktu 2 hingga 3 jam di jalanan setiap harinya. Tiba-tiba, mereka diberi "berkah" untuk kerja di rumah saja, dan mereka belum terbiasa kemudian mengeluh.

Bahkan tidak sedikit pengusaha dan karyawan yang kompak menyalahkan Gubernur Jakarta. 

Padahal, mengeluh tidaklah dapat menjadi sebuah solusi. Yah, mengeluarkan unek-unek di sosial media boleh-boleh saja sih.. tapi jangan sampai menjadi aktivitas rutin agar tetap menjaga produktivitas.

Mulailah Membiasakan Diri untuk Kerja dan Bisnis dari Rumah

Beberapa waktu yang lalu, sehabis pulang karaoke di rumah teman, saya di antar supir teman pulang ke rumah. Driver teman saya menceritakan bahwa teman saya menetapkan seluruh karyawannya kerja dari rumah kecuali yang menjaga dan mengurus lingkungan kantor dan malah menemukan peningkatan produktivitas.

Memang pada awalnya banyak yang kebingungan, Bekerja dari Rumah ? How come? 

Inilah pentingnya kematangan digital di era transformasi digital. Di Indonesia masih terlalu banyak petinggi perusahaan yang belum matang digital. Bahkan perusahaan besar konglomerat yang menjadi Client saya pun seperti itu. Ketika diberlakukan PSBB di Jakarta, proyek terhenti dengan alasan pandemi, saya sudah bekerja siang malam dan sudah 6 bulan jasa konsultan saya belum mereka bayar.

Pandemi seperti ini tidak dapat dijadikan alasan untuk tidak produktif. Hanya saja, kita semua perlu beradaptasi. Para pimpinan perusahaan harus mengetahui apa yang harus dilakukan agar para karyawannya dapat bekerja dari rumah secara aman, efektif dan produktif.

Ini akan melibatkan pengetahuan tentang peralatan online yang dapat dipakai sesuai kebutuhan masing-masing perusahaan.

Jika Anda tidak memahami hal tersebut atau sudah paham namun masih ragu, Anda dapat mencari jasa konsultan transformasi digital yang benar-benar paham dan berpengalaman. Anda akan dibimbing untuk mempergunakan alat yang diperlukan

Bagaimana Cara Pebisnis Beradaptasi Pada Saat PSBB di Jakarta?

Untuk pebisnis, terutama sektor retail, mereka dapat menggunakan situs e-commerce. Ini sebetulnya merupakan tuntutan perkembangan jaman, tidak hanya karena ada PSBB di Jakarta saja, hanya saja sekrang orang-orang lebih massive bergeser dari offline ke online.

Mall seperti Golden Truly sudah tutup dan memutuskan untuk masuk ke industri online. Ini keputusan yang tepat walau agak terlambat, tapi oke lah daripada tidak sama sekali yang artinya close for good.

Restoran dapat menggunakan sistem online ordering yang selama ini mereka abaikan karena berharap orang datang langsung ke restoran mereka. Sekarang mereka terpaksa harus memikirkan kembali untuk menggunakan sistem online ordering.

Seperti tempat makan bakso di ciracas yang pernah kami ulas, mereka tetap eksis walau ada pandemi. Karena sebelum ada pandemi mereka sudah mulai menyasar jalur online untuk pemasaran dan penjualan mereka, yakni dengan bekerjasama dengan Gofood dan Grabfood. Sayangnya, website mereka tidak ada lagi entah kenapa.

Alat seperti zoom dan google meet dapat digunakan untuk jasa konsultasi dan pendidikan atau kursus. Sehingga PSBB ini tidaklah menjadi hambatan untuk tetap produktif. 

Pertanyaannya adalah: Apakah kita mau keluar dari zona nyaman dan beradaptasi dengan perubahaan yang nyata terjadi? 

Untuk yang Terkena PHK

Jangan menyerah. Pandemi ini belum menjadi akhir dari keberlangsung dunia. Teringat pesan almarhum Ibunda tercinta ke salah satu anak saya, "Dunia ini akan baik-baik saja". 

Mulailah untuk berjualan online, baik menggunakan marketplace maupun sosial media. Jangan gengsi untuk berjualan dan menjajakan dagangan di sosial media. Karena saya perhatikan di saat pandemi ini banyak sekali yang terkena PHK tapi mereka geangsi berjualan, dan mereka terus minta tolong ke saya untuk carikan kerjaan yang nota bene di saat pandemi ini luar biasa sulitnya.

Selain berjualan, Anda juga dapat menawarkan jasa secara online, hanya saja Anda harus membuat website dan memasarkannya sendiri secara online.

Jika Anda masih ada banyak simpanan dan cukup untuk menjadi agen dengan modal Rp. 5 juta, carilah peluang keagenan yang bagus.

Intinya adalah:

PSBB di Jakarta tidak dapat menjadi alasan untuk kita tidak produktif. Teknologi saat ini sudah sangat mendukung kita untuk dapat bekerja dari mana saja dan kapan saja, apalagi dari rumah saja. 

Bekerja dari rumah dengan kondisi ada anak dinikmati saja, jangan dijadikan alasan untuk tidak dapat produktif dalam bekerja. Luangkanlah waktu 5 - 10 menit setiap 2 - 3 jam untuk memperhatikan dan mengurus anak. Percayalah, pada akhirnya bekerja dari rumah merupakan sebuah anugerah dalam kehidupan yang hanya sekali.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

9 Ciri Tipe Orang yang Suka Ber-Kamuflase

Hukum Istri Meninggalkan Rumah Saat ada Masalah dengan Suami

Bakso di Ciracas yang Paling Enak dan Populer