Generasi Kampret

Banyak kasus belakangan seperti pemerkosaan siswa dan siswi oleh anak-anak tanggung (ABG) yang diberitakan oleh media nasional yang mengungkap penyebabnya karena minuman alkohol dan konten pornografi selain salah pergaulan.

Sebetulnya kita tidak perlu heran dengan fenomena ini, dimana para orang tua sibuk dengan urusan masing-masing dan mengalami sesak beban di dada karena pemenuhan ekonomi keluarga. Hal ini dapat berkemungkinan dilatar belakangi karena gaya hidup masyarakat saat ini yang lebih terkonsentrasi pada pencitraan ekonomi untuk mendapat harga diri di tengah kahidupan sosial.

Inilah bukti, bahwa hutang berbunga atas kepemilikan elektronik rumah tangga, kendaraan dan properti memberikan yang berdampak luas dalam sendi kehidupan di masyarakat. Sementara ajaran agama tidak di jalankan baik oleh pemerintah hingga ke masyarakat, maka kerumitan hidup dan kejahatan akan semakin meningkat.

Apa Itu Generasi Kampret ?

Sekumpulan generasi muda lulus sekoah tingkat atas yang tidak mampu atau tidak mau melanjutkan pendidikan atau malas bekerja dan mencari kerja. Biasanya tiap malam berkumpul dengan saudara sepergaulan mereka untuk sekedar nongkrong, cerita sana sini dan tertawa terbahak-bahak. Dan pagi sampai siang hari merka menghilang, sore menjelang maghrib mereka baru berkumpul lagi perlahan-lahan.

Generasi kampret ini termasuk apatis, jika dinasihati akan cuek seperti sulit untuk memahami hukum dan peraturan yang berlaku. Namun jika berjumpa agak jauh dari rumah masing-masing terlihat pucat ketakutan. Tidak jarang mereka bersamaan menenggak alkohol, dan buang air sembarangan, serta cekakak cekikik melihat ponsel bersama-sama. Dalam hal ini, jika sudah dinasihati tidak mau terima maka langkah terbaik adalah menguatkan kesabaran.

Penyakit hati seperti rasa riya, ujub, hasad dan hasud merebak pada lingkungan generasi kampret, oleh karena itu tekadang mereka berbicara dengan mulut yang sangat besar dan tertawa terbahak-bahak tidak peduli di sekeliling mereka banyak yang tertidur dan ada anak bayi.

Seharusnya memang tanggung jawab orang tua masing-masing untuk menjaga para generasi penerus agar dapat termasuk menjadi orang yang beruntung. Namun jika orang tua sudah letih dan lelah dalam membina anak karena harus menutupi hutang cicilan berbunga maka populasi generasi kampret akan terus bertambah subur.

Dampak jangka panjangnya adalah hancurnya kualitas generasi penerus. Jika generasi penerus lemah, maka suatu negara atau wilayah akan sangat mudah dikuasai oleh pihak lain dan akhirnya bangsa kita akan selalu diperdaya oleh bangsa lain yang lebih bernafsu namun memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

9 Ciri Tipe Orang yang Suka Ber-Kamuflase

Hukum Istri Meninggalkan Rumah Saat ada Masalah dengan Suami

Bakso di Ciracas yang Paling Enak dan Populer