Perempuan dalam Islam dan Kesetaraan Hak

Dalam hal kedudukan wanita sebagai seorang istri, Islam sangat menempatkan wanita dalam posisi yang sangat mudah untuk mendapatkan Syurga di akhirat akan tetapi lebih banyak wanita yang masuk Neraka ketimbang pria, berikut penjelasannya berdasar dalil-dalil yang ada dan bisa diterima oleh akal sehat.

Wanita yang Dijanjikan Surga di Akhirat

  1. Wanita yang selalu menjalankan perintah Allah dan wanita yang selalu mentaati segala perintah suaminya, 
  2. Wanita yang selalu menutupu aib suaminya dan menjaga kehormatannya apabila suaminya bepergian.
  3. Wanita yang Amanah, qona'ah dan yang sabar menghadapi suaminya.
  4. Wanita yang tidak pernah menyakiti hati suaminya.  
Tentunya dengan apa yang dilakukan oleh wanita yang memahami, meyakini serta setidaknya mau berusaha menjalankan 4 butir diatas juga mendapatkan kebahagian di dunia, karena suaminya akan lebih sayang terhadap dirinya dan anak-anaknya juga akan nurut dengan dia dan akan sangta menghormati ibunya.

Wanita yang akan Menghuni Neraka

  1. Wanita yang selalu menyakiti hati suaminya dan tidak bisa menjaga auratnya.
  2. Wanita yang tidak bisa menjaga kehormatannya apabila suaminya bepergian.
  3. Wanita yang sering menentang perintah suaminya.
  4. Wanita yang kerjaannya selalu makan,tidur dan bermalas-malasan saja.

Rasulullah saw bersabda:

وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ


“Seorang suami dalam keluarganya adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungan jawab atas mereka. Seorang istri adalah pemimpin di dalam rumah tangga suaminya dan terhadap anak-anaknya dan dia akan diminta pertanggungan jawab atas mereka.” (HR Bukhari dll.)

Banyak Wanita yang memiliki Impan menjadi Wanita Karir

Sebetulnya dalam Islam, tugas wanita yang sudah menjadi istri dan ibu dari anak-anak adalah mengurus rumah tangga dan mendidik anak-anaknya, hal ini jauh lebih bermanfaat ketimbang mendahulukan impian kesuksesan karir, terkadang memang mata kita melihat perempuan turun dari mobil mewah yang pintunya dibuka kan supir dan semua orang hormat dengan dirinya adalah suatu hal yang baik .. akan tetapi ini terlalu na'if dan cukup norak untuk diterapkan.

Terkadang demi impian menjadi karyawan di salah satu perusahaan, seorang wanita tega menggugat cerai suaminya yang menyuruhnya untuk tetap mengurus rumah tangga dan keluarga, bahkan meludahi suaminya dengan kata-kata "cari orang kampung saja sana untuk jadi istri kamu!" atau "ngasih duit aja kurang!" inilah salah satu fenomena kenyataan yang ada di tengah masyarakat.

Wanita yang berpikiran naif seperti itu tentu tidak mau mengerti ajaran agama Islam yang mulia, walaupun memakai jilbab sekalipun .. dan jika sudah "sukses bercerai" maka anak-anaknya jika terkena masalah dengan pasangannya dan pulang ke rumahnya maka akan dituntut untuk bercerai dan jika anda sebagai suami mengalami kondisi seperti ini jangan pernah berharap bahwa mertua anda akan berjiwa besar dan bijaksana dengan menasihati anaknya untuk pulang ke suaminya dan anak-anaknya, karena wanita seperti ini jelas sangat minim pengetahuannya tentang ajaran agama islam dan jika anda ucapkan dalil-dalil hadist atau Al-Quran maka siap-siap untuk maki dengan kata-kata "Jangan Sok Alim Kamu!" Sedangkan sebagai suami, adalah hak anda untuk mendapatkan kembali keluarga anda .. apalagi jika masalah anda dengan pasangan tidak ada keputusan cerai dari anda sebagai pemimpin keluarga.

ارْجِعُوا إِلَى أَهْلِيكُمْ فَأَقِيمُوا فِيهِمْ وَعَلِّمُوهُمْ وَمُرُوهُمْ


"Kembalilah kepada keluarga kalian dan tinggallah bersama mereka, ajarilah mereka dan perintahkan (untuk shalat).” (HR Bukhari)

Seharusnya emansipasi dan kesetaraan hak tidak menjadikan seseorang kebablasan dalam menyikapi kehidupan, sebagai muslim tentu kita memiliki pegangan dan tuntunan dan ini hanya berlaku untuk orang-orang yang meyakini adanya Pencipta dan adanya Hari Akhir.

وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا


"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar." (An-Nisa': 9). *Maha Benar Allah dengan Segala FirmanNya.

Boleh saja sebagai seorang istri, anda menuntut ilmu setinggi-tingginya tentu dengan izin suami, dan boleh saja anda mencari nafkah dan walaupun dengan alasan membantu suami tetap harus seizin suami, karena Ridho Allah tergantung Ridho Suami kamu, dan jika suami melarang atau tidak mengizinkan tentu ada pertimbangan terhadap kekhawatiran terhadap keselamatan keluarga. Maka apakah dengan keluarga yang masih ada kebencian yang belum tersesaikan dapat menjadikan anak-anak kita tumbuh dewasa dengan jiwa yang kuat dan kepribadian yang mantap ? jika ya mari kita berkaca dengan diri kita sendiri.
Lebih baik berusaha dalam keutuhan keluarga sesulit apapun, ketimbang menyerah memilih perceraian dan membuat Setan Dasim menjadi puas dalam mencari pengikut, ingatlah .. Setan tidak mati dan malah beranak pinak .. dan akan terus mengikut anak cucu keturunan manusia. Dengan kebencian, akan semakin sulit seseorang untuk menjadi orang yang ikhlas (mukhlis) sedangkan orang yang ikhlas berhak mendapatkan syurga yang sudah dijanjikan oleh Allah Ta'ala dalam FirmanNya.

Pertanyaan untuk para Istri:
  • Jika anda izin keluar rumah namun tidak di izinkan suami dengan alasan keamanan dan keselamatan maka anda tetap pergi keluar rumah maka termasuk istri macam apa anda ? 
  • Jika suami anda sedang dalam kesulitan ekonomi lantaran untuk mendapatkan penghasilan yang lebih halal agar lebih di ridhoi oleh Allah dan anda tingglakan suami anda tersebut dengan berbagai alasan .. maka menurut anda, apakah anda wanita yang setia ?
  • Jika suami anda mengizinkan anda pergi keluar rumah membawa anak-anak dan ternyata anda tidak memberikan kabar kondisinya aman terkendali atau tidak maka apakah anda sudah membuat hati suami anda tentram ?
  • Jika anda sudah di izinkan pergi keluar rumah dan memutuskan tidak akan pulang ke suami anda lagi dan malah akan menggugat cerai suami anda yang masih bersedia menafkahi lahir dan batin dan mendidik anda ... maka menurut anda .. apakah anda termasuk orang yang masih ber-akal sehat dan bersyukur ?
Demikian semoga hal ini dapat menjelaskan kesetaraan hak dengan kesetaraan konsekuensi kewajiban tentunya, bukan kesetaraan hak dengan cara yang mengakibatkan anda menghilangkan hak seorang suami .. kecuali suami anda suka main perempuan, suka berjudi, mabuk alkohol dan obat2an, dan jika anda ingatkan anda di tampar atau dipukuli .. tapi jika suami anda mengajak kepada kebenaran dan mendidik anda untuk Taat kepada Allah dan Rasulullah maka sudah saatnya anda sadar dan kembali pulang ke suami dan anak-anak anda atau memberikan nasihat ke anak anda untuk pulang ke suaminya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

9 Ciri Tipe Orang yang Suka Ber-Kamuflase

Hukum Istri Meninggalkan Rumah Saat ada Masalah dengan Suami

Bakso di Ciracas yang Paling Enak dan Populer